Chapter
5
Big
Match! Waktunya Begadang
Malam ini Rina dan Ricky tidak tidur.
Jam di dinding rumah mereka sudah menunjukkan pukul 00.00 tengah malam. Mereka
berdua terfokus pada layar televisi di hadapan mereka.
Yah, surat tantangan
Rina kepada Ricky dibalas dan perang pun berkobar. Kebetulan besok hari minggu
karena itu malam ini keduanya begadang untuk menyaksikan pertandingan bola
antara Juventus dan Inter Milan.
Secangkir capuchino
hangat menemani Ricky di kamarnya yang sejuk dan nyaman. Kamar Ricky sangat
luas dan penuh dengan poster-poster yang tertempel di dinding kamarnya. Kamar
berukuran setengah lapangan basket itu menjadi wilayah kekuasaan Ricky
seutuhnya. Sebuah ranjang double bertengger di tengah ruangan sambil menempel
sisi dinding berwarna biru muda. Sebuah kamar kecil disudut ruangan membuat
Ricky tak perlu lagi keluar kamar untuk keperluan mandi dan toilet. Karpet
berwarna jingga dan ditindih oleh sebuah sofa panjang di tengah ruangan
dihadapkan ke sebuah meja kecil tempat TV LCD 40 inch.
Dan disinilah Ricky
bersandar di sofa berwarna biru tua itu. Tangan kanannya memangku dagunya
sambil matanya melototi televisi di hadapannya.
Sementara itu Rina
harus bertengkar memperebutkan remote televisi dengan kakeknya. Rina yang
ngotot pingin nonton bola sedangkan kakeknya lebih memilih ingin menonton film
barat faforitnya.
“Kakek gimana sih?
Filmnya kan besok juga ada lagi.” Protes Rina.
“Tapi film ini seru.
Lagian kenapa sih anak cewek begadang nonton bola. Gak baik loh nak. Kayak
Om-om di pangkalan ojek saja.” Kakek pun gak mau ngalah.
“Yah, kakek. Tapi Rina
kan pingin nonton. Ini menyangkut hidup dan mati loh kek.” Rina memelas.
“Gak boleh!” kakek
mencoba tegas.
“Yah, kakek. Boleh
yah?” Rina terus memelas.
“Gak!” tegas Kakek.
“Yahh… Sekali ini aja
Kek! Yah?” Wajah Rina pun kembali memelas.
“Pijitin kakek!”
akhirnya Kakek pun luluh dengan bujuk rayu Rina.
“Siap laksanakan!” ucap
Rina dengan giranng.
***
Pertandingan pun
dimulai. Wajah Rina dan Ricky mulai menyaksikan pertandingan itu. Pertandingan
berlangsung ketat. Rina mnonton dengan penuh ekspresif seakan-akan dia sedang
berada di Itali dan menonton pertandingan itu di sana. Saat pemain tim yang
didukungnya dikasari tim lawan. Rina ikutan memaki dan membentak pemain itu.
“AH! Tau main gak
sih?”, “HEY! Jangan main kasar gitu!”, “Ya Ampun! Awas yah aku hajar!”. Dan
berbagai makian dikeluarkan, bahkan TV 14 inch kesayangan kakek yang gambarnya
sering ngilng sendiri itu pun pingin dihajar Rina saking kesalnya. Kakek sampai
tampak pucat ketika Rina bermaksud ingin melempar bantal ke arah TV
kesayangannya itu.
Selain pemain lawan,
pemain sendiri dan para wasit juga ikut terkena pelampiasannya. “DASAR WASIT
BUTA!”, “Woy, Tendang yang bener.”, “Bisa main gak sih?” Rina berkomat-kamit
malam itu.
“Tendang tuh kayak gini
loh…” ucap Rina lalu memberikan contoh sambil menendang bantal di hadapannya
hingga mengenai Kakek.
Sementara itu di rumah
Ricky…
Suasana berbanding
terbalik dengan rumah Rina. Ricky duduk dan menonton dengan tenang sambil
meneguk cangkir kopi. Tak ada keributan dan TV di kamarnya aman dari lemparan
bantal.
Ricky hanya sesekali
membolakkan matanya saat melihat tim andalannya akan memasukkan bola. Atau
ekspresi wajahnya berubah cemas saat tim lawan mulai menyerang.
“GOOL!” Ricky tak kuasa
menahan luapan kegembiraannya. Dia berteriak penuh haru dan semangat. Timnya
berhasil mencetak gol lewat sebuah sundulan indah pemain belakang, memanfaatkan
tendangan sudut.
Rina tampak kesal dan
sedih melihat timnya kemasukan. Dia pun menutup mata dan berkomat-kamit
memanjatkan doa. Kakek yang berteriak GOL dihajar Rina dan menjadi korban
penganiayaan cucunya sendiri. Hahaha!
Alhasil kini Kakek yang
sejak tadi menjadi penonton netral, harus ikutan ngedukung tim Rina.
Pertandingan memasuki
babak kedua. Ricky mulai tersenyum dan santai
menonton pertandingan itu setelah tim andalannya unggul dan masih
menguasai pertandingan. Sementara Rina mulai murka bahkan dia hampir melempar
TV yang tidak bersalah itu keluar jendela jika Kakek tidak menahannya.
“GOL!” akhirnya tim
yang dipegang Rina memasukkan bola. Rina sumringah dan berteriak
sekencang-kencangnya.
Sementara itu
ketegangan dan kekecewaan mulai nampak di wajah Ricky. Pertandingan mulai
berlangsung sengit. Serangan demi serangan silih berganti dilancarkan oleh
kedua Tim.
Dan akhirnya, malam ini
pengorbanan Rina yang biasanya tidur jam 9 malam terbayar sudah. Di menit-menit
terakhir pertandingan tim Rina berhasil memasukkan bola. Waktu sudah
menunjukkan pukul 02:00 tengah malam, Rina pun kembali ke kamarnya dengan
senyuman kemenangan dan bekal mimpi indahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar