Senin, 15 Juli 2013

Novel | Smile To Love (Chapter 5)

Chapter 5
Big Match! Waktunya Begadang


Malam ini Rina dan Ricky tidak tidur. Jam di dinding rumah mereka sudah menunjukkan pukul 00.00 tengah malam. Mereka berdua terfokus pada layar televisi di hadapan mereka.
Yah, surat tantangan Rina kepada Ricky dibalas dan perang pun berkobar. Kebetulan besok hari minggu karena itu malam ini keduanya begadang untuk menyaksikan pertandingan bola antara Juventus dan Inter Milan.
Secangkir capuchino hangat menemani Ricky di kamarnya yang sejuk dan nyaman. Kamar Ricky sangat luas dan penuh dengan poster-poster yang tertempel di dinding kamarnya. Kamar berukuran setengah lapangan basket itu menjadi wilayah kekuasaan Ricky seutuhnya. Sebuah ranjang double bertengger di tengah ruangan sambil menempel sisi dinding berwarna biru muda. Sebuah kamar kecil disudut ruangan membuat Ricky tak perlu lagi keluar kamar untuk keperluan mandi dan toilet. Karpet berwarna jingga dan ditindih oleh sebuah sofa panjang di tengah ruangan dihadapkan ke sebuah meja kecil tempat TV LCD 40 inch.

Dan disinilah Ricky bersandar di sofa berwarna biru tua itu. Tangan kanannya memangku dagunya sambil matanya melototi televisi di hadapannya.
Sementara itu Rina harus bertengkar memperebutkan remote televisi dengan kakeknya. Rina yang ngotot pingin nonton bola sedangkan kakeknya lebih memilih ingin menonton film barat faforitnya.
“Kakek gimana sih? Filmnya kan besok juga ada lagi.” Protes Rina.
“Tapi film ini seru. Lagian kenapa sih anak cewek begadang nonton bola. Gak baik loh nak. Kayak Om-om di pangkalan ojek saja.” Kakek pun gak mau ngalah.
“Yah, kakek. Tapi Rina kan pingin nonton. Ini menyangkut hidup dan mati loh kek.” Rina memelas.
“Gak boleh!” kakek mencoba tegas.
“Yah, kakek. Boleh yah?” Rina terus memelas.
“Gak!” tegas Kakek.
“Yahh… Sekali ini aja Kek! Yah?” Wajah Rina pun kembali memelas.
“Pijitin kakek!” akhirnya Kakek pun luluh dengan bujuk rayu Rina.
“Siap laksanakan!” ucap Rina dengan giranng.

***

Pertandingan pun dimulai. Wajah Rina dan Ricky mulai menyaksikan pertandingan itu. Pertandingan berlangsung ketat. Rina mnonton dengan penuh ekspresif seakan-akan dia sedang berada di Itali dan menonton pertandingan itu di sana. Saat pemain tim yang didukungnya dikasari tim lawan. Rina ikutan memaki dan membentak pemain itu.
“AH! Tau main gak sih?”, “HEY! Jangan main kasar gitu!”, “Ya Ampun! Awas yah aku hajar!”. Dan berbagai makian dikeluarkan, bahkan TV 14 inch kesayangan kakek yang gambarnya sering ngilng sendiri itu pun pingin dihajar Rina saking kesalnya. Kakek sampai tampak pucat ketika Rina bermaksud ingin melempar bantal ke arah TV kesayangannya itu.
Selain pemain lawan, pemain sendiri dan para wasit juga ikut terkena pelampiasannya. “DASAR WASIT BUTA!”, “Woy, Tendang yang bener.”, “Bisa main gak sih?” Rina berkomat-kamit malam itu.
“Tendang tuh kayak gini loh…” ucap Rina lalu memberikan contoh sambil menendang bantal di hadapannya hingga mengenai Kakek.
Sementara itu di rumah Ricky…
Suasana berbanding terbalik dengan rumah Rina. Ricky duduk dan menonton dengan tenang sambil meneguk cangkir kopi. Tak ada keributan dan TV di kamarnya aman dari lemparan bantal.
Ricky hanya sesekali membolakkan matanya saat melihat tim andalannya akan memasukkan bola. Atau ekspresi wajahnya berubah cemas saat tim lawan mulai menyerang.
“GOOL!” Ricky tak kuasa menahan luapan kegembiraannya. Dia berteriak penuh haru dan semangat. Timnya berhasil mencetak gol lewat sebuah sundulan indah pemain belakang, memanfaatkan tendangan sudut.
Rina tampak kesal dan sedih melihat timnya kemasukan. Dia pun menutup mata dan berkomat-kamit memanjatkan doa. Kakek yang berteriak GOL dihajar Rina dan menjadi korban penganiayaan cucunya sendiri. Hahaha!
Alhasil kini Kakek yang sejak tadi menjadi penonton netral, harus ikutan ngedukung tim Rina.
Pertandingan memasuki babak kedua. Ricky mulai tersenyum dan santai  menonton pertandingan itu setelah tim andalannya unggul dan masih menguasai pertandingan. Sementara Rina mulai murka bahkan dia hampir melempar TV yang tidak bersalah itu keluar jendela jika Kakek tidak menahannya.
“GOL!” akhirnya tim yang dipegang Rina memasukkan bola. Rina sumringah dan berteriak sekencang-kencangnya.
Sementara itu ketegangan dan kekecewaan mulai nampak di wajah Ricky. Pertandingan mulai berlangsung sengit. Serangan demi serangan silih berganti dilancarkan oleh kedua Tim.
Dan akhirnya, malam ini pengorbanan Rina yang biasanya tidur jam 9 malam terbayar sudah. Di menit-menit terakhir pertandingan tim Rina berhasil memasukkan bola. Waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 tengah malam, Rina pun kembali ke kamarnya dengan senyuman kemenangan dan bekal mimpi indahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar