Kamis, 28 Juni 2012

Novel | Wajah Kedua (Part 18)


Part 18
Masa Lalu Arya


Arya, ternyata adalah remaja yang sama sepertiku. Sama seperti Erni dan Tuti. Sama juga seperti kalian. Saat SMP Arya adalah siswa yang imut dan banyak teman. Dia juga disayangi teman-teman serta kakak-kakak seniornya. Arya pun sosok yang sangat baik hatinya. Dia selalu memberi dan membantu teman-temannya dengan penuh keikhlasan.
Tahun demi tahun berganti hingga Arya pun tumbuh dari siswa SMP yang imut menjadi sosok pangeran yang tampan. Banyak cewek-cewek yang mengejarnya. Karena sifat Arya yang terbuka itu, dia pun menanggapi cewek-cewek yang cari perhatian padanya. Karena takut dibilang pelit, karena takut dibilang sombong, Arya pun mulai menurutin segala permintaan orang-orang yang mengaku sahabatnya itu.

Novel | Wajah Kedua (Part 17)


Part 17
Pangeran Yang Kesepian


Arya Ozman. … Idola para cewek di sekolahku. Pesonanya bahkan sudah terkenal hingga ke sekolah lain. Dia sosok tampan, cute, jago basket, cool dan gak terlalu banyak tingkah. Cowok idola itu jadi teman sebangku ku di kelas 3 ini.
Berbagai kejadian telah kita berdua lewati dan aku menjadi sangat dekat dengannya. Bahkan dia memanggilku ke rumahnya. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.

Jumat, 22 Juni 2012

Novel | Wajah Kedua (Part 16)


Part 16
Istana Sang Pangeran


Tak terasa perjalanan selama dua puluh menit terlewati dan Mobil ini pun mulai masuk ke sebuah pemukiman elit. Sebuah gerbang pagar besar berwarna cokelat terbuka lebar karena sebuah klakson dari Mang Jana. Orang-orang di dalam sepertinya udah hapal benar dengan bunyi klakson mobil ini.
Mobil pun masuk ke tempat parkiran kecil di dalam rumah. Aku terkagum-kagum dengan rumah ini. Rumah yang mewah sekali. Aku jadi bingung mau menggambarkan rumah ini gimana. Yang pasti ini bukan rumah, tapi istana. Istana tempat tinggal pangeran Arya. Hadeh, jadi ngeyel deh aku.

Novel | Wajah Kedua (Part 15)


Part 15
Invitation To Palace



Sudah beberapa hari berlalu dan kini Erni dan Heru telah resmi jadian. Sedangkan aku dan Arya sudah beberapa hari ini tidak saling mengirim kertas pesan. Mungkin dia jenuh dengan permainan kuno seperti itu.
Aku sangat rindu pada Arya. Apakah aku jatuh cinta padanya? Mungkin aku hanya terpesona oleh ketampanannya dan keterbukaan dirinya. Tidak ada sesuatu yang spesial dan romantis yang terjadi di antara kami. Tapi aku merasakan adanya getaran cinta seperti yang kurasakan pada Erwin dulu. Kuharap ini hanya kekaguman sesaat saja.
Dari pada mikirin itu mending nikmatin sore yang indah ini denga

Novel | Wajah Kedua (Part 14)


Part 14
Dilema Erni

Sore ini aku jalan-jalan ke mal bareng Erni dan Tuti. Erni pingin cerita tentang orang yang menembaknya. Aku masih penasaran siapa yang berani nembak Erni? Dia mesti melewati hadangan Tuti sebelum mendapatkan Erni. Karena Itu Erni mau cerita ke Tuti.
Baru kali ini Erni terlihat agak hati-hati menanggapin cowok. Apa Erni juga suka sama cowok itu?
Kami bertiga berjalan-jalan sambil membeli beberapa aksesoris. Tuti gak beli apa-apa. Kebetulan dia hanya ingin mencetak beberapa hasil jepretannya lewat kamera digitalnya. Tuti memang bergabung dengan klub pers sekolah dan dia di bagian dokumentasi.

Kamis, 07 Juni 2012

Novel | Wajah Kedua (Part 13)


Part 13
Kertas Pesan Rahasia



“REN!” suara Erni membuyarkan lamunanku.
Aku menoleh ke belakang ke tempat Erni. “Kenapa Say?”
“Curhat!” wajah memelas Erni membuatku luluh.
Kebetulan jam pelajaran sedang kosong. Aku mengangguk setuju daripada bosan baca buku. Udah dua kali nih buku aku baca bolak-balik bahkan sampai dihapal diluar kepala.

Novel | Wajah Kedua (Part 12)


Part 12
Kehebohan di Rumah Sakit


Akhirnya sore itu Aku, Tuti, Erni, Santi, Heru, Iqbal dan Asep akan menjenguk Arya di rumah sakit. Kami janjian bertemu di halte dekat rumah sakit.
Sesampainya di sana Erni terlihat menunggu. Sepertinya dia orang pertama yang datang namun ternyata dia tidak sendirian. Ada Heru juga disana. Heru dan Iqbal agak dekat dengan Arya karena kebetulan tempat duduk mereka berdekatan. Iqbal duduk di sebelah kanan Arya, sedangkan Heru duduk di belakang Iqbal dan tepat di sebelah kanan Erni. Sementara Santi duduk tepat di depanku bersama Rasni. Sayang Rasni ada keperluan sehingga tidak ikut dengan kami. Sementara Asep, entahlah mengapa dia juga ikutan. Mungkin kebetulan aja dia ngedengar rencana kami yang duduk berdekatan dengan Arya untuk ngejenguk Arya, makanya dia ikutan.