Kamis, 10 Mei 2012

Novel | Wajah Kedua (Part 8)


Part 8
Cewek Cantik Yang Misterius


Beberapa hari telah berlalu sejak Tragedi Jus Mangga. Selama beberapa hari ini perang dingin maupun panas meletus antara aku dan para fansklub Arya. Untung aja ada Helen sebagai orang dalam yang bisa menetralkan suasana itu.
Coba deh bayangin, hampir setiap hari aku diteror dengan ucapan…
DASAR CEWEK NORAK! JADI ORANG TUH JANGAN SUKA CAPER YAH!
AWAS KAMU REN! Selama di sini aku jamin kamu gak bakalan bisa bahagia.
DASAR GENIT! ANJRIT LO!!!
Dan berbagai ucapan sadis lainnya. Baik itu lewat kertas yang diselipin di lokerku di sekolah. Atau diteriakin secara blak-blakan.

Aku Cuma bisa sabar aja. Asal mereka nggak berbuat keterlaluan. Kalau sebatas ucapan kasar sih mungkin aku bisa tahan. Tapi kalo mereka sampai nyakitin aku, aku pasti akan bertindak.
Padahal ini semua karena ulah Arya yang malas banget ngambil atau beli minuman sendiri. Punyaku diembat tanpa tanya-tanya dan tanpa izin. Akhirnya mereka jadi salah paham dan aku mulai dimusuhin cewek-cewek seantero sekolah.
Kesabaranku membuahkan hasil dan mereka pun capek sendiri dan berhenti. Helen pun ikut ngebantu jelasin para fansklub Arya itu.

  

Malam ini aku diajak Mama makan di restoran fastfood kesukaanku di Mall dekat rumahku. Untuk menghilangkan kepenatan pertarungan mental melawan cibiran, sinisan dan hinaan para fansklub Arya selama beberapa hari ini, aku menghabiskan 4 potong Ayam Kentucky ukuran jumbo. Ditambah Segelas pepsi ukuran Large plus dua porsi nasi putih.
Alhasil akupun kekenyangan dan gak bisa gerak. Terpaksa aku harus duduk di sini sambil nunggu Mama yang sedang membeli sesuatu di minimart dekat sini.
Di saat duduk sendiri itu aku kaget setelah tatapanku menangkap sesuatu yang aneh. Yah, emang bukan sebuah penampakkan setan namun pemandangan ini sangat menggemparkan bagiku.
“ARYA?”
Yah, Arya sedang menuju kemari dan yang membuatku takjub adalah dia bersama cewek. Cewek putih cantik dan tinggi layaknya seorang model. Cewek itu bahkan lebih tinggi dikit dari Arya. Dan Arya terlihat senang bahkan tersenyum manja. Sungguh pemandangan yang jarang dilihat. Rupanya si cowok cuek itu punya sisi lain juga ya?
Tapi… Siapakah cewek itu? Apakah itu pacar Arya?
GAWAT!!! Arya menuju kemari. Gimana yah? Apa aku sembunyi atau… loh? Buat apa sembunyi, harusnya Arya tuh yang sembunyi. Udah ketahuan belangnya gitu. Kalo kepergok gini bisa-bisa imejnya sebagai idola yang tak tergapai akan memudar.
Dia dan cewek itu duduk tepat di meja yang ada di belakangku tanpa menyadari kehadiranku ini. Arya terlihat sangat rapi kali ini dengan kemeja kotak-kotak plus celana panjang kargo cokelat. Terkesan simple namun gaul dengan gaya rambut acak-acakan khasnya. Sementara cewek cantik yang di ajaknya kencan ini mengenakan dress dan terkesan agak resmi.
Tiba-tiba saja telepon genggam Mama bergetar hingga membuat Arya dan si cewek agak kaget dan menoleh ke arahku. Apalagi suara nada dering HP Mama yang bikin malu-maluin ini. Bayangin aja, masa sih lagu Bagimu Negeri yang sering dinyanyikan saat upacara itu dijadikan nada dering. Untung aja aku sigap dan segera mengangkat telepon itu.
“Iyah Ma?”
“Mama sepertinya masih lama, kebetulan ketemu Tante Dewi jadi Reni pulang aja duluan. Nih Mama pake HPnya tante Dewi jadi sebelum pulang anterin HPnya Mama di dekat butik.” Suara Mama langsung membahana dari HP ini.
“Oke deh Ma!” aku menutup telepon dan mengakhiri percakapan singkat ini.
Akhirnya Arya pun menyadari keberadaanku. Aku hanya tersenyum nyengir dan bingung mau ngomong apa. Sementara Arya hanya terlihat heran sambil membalikkan badannya dan menatapku. Suasana jadi hening.
“Eh, Arya! Lagi kencan yah?” ucapku mencoba memecah keheningan ini.
Cewek yang di bawa Arya pun hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaanku. Entah dia tersinggung atau emang ucapanku terdengar lucu.
“Kamu temennya Arya yah?” tanya cewek cantik itu. Sambil mempersilahkanku duduk di mejanya. Kami jadi saling berhadapan.
“Iya, kami sekelas.” Jawabku.
Cewek itu hanya mengangguk-angguk sambil ber-Oh. Aku perhatikan gayanya yang anggun dan elegan itu. Sepertinya cewek ini lebih tua dariku maupun Arya. Mungkin Arya tipe-tipe penyuka cewek dewasa atau cewek yang lebih tua usianya.
“Udah lama jadian sama Arya?”
Arya memelototiku dengan tatapan sadisnya. Sepertinya aku agak keterlaluan menanyakan masalah pribadi orang. Tapi aku sungguh penasaran sekali.
Cewek tadi masih tertawa sambil geleng-geleng kepala. “Memangnya kita kelihatan seperti kekasih?” tanyanya.
“Gak sih. Tapi baru kali ini aku lihat Arya jalan sama cewek.” Jawabku.
Ada rasa sedikit sesal dalam ucapanku. Aku terlalu ingin ikut campur urusan orang lain. Tapi aku jadi heran, siapakah cewek cantik misterius ini? Kenapa dia bisa dekat dan terbuka sama Arya?
“Masa sih?” Cewek ini seakan gak percaya jawabanku tadi.
Aku mengiyakan untuk memastikan padanya kebenaran itu. Mungkin cewek ini berpikir Arya yang sekeren dan seganteng ini gak ada yang suka padanya. Tapi karena sikap Arya yang cuek itulah yang buat cewek-cewek segan dan sungkan jalan sama Arya. Dan Arya hanya bisa dijadikan sosok idola di sekolah.
“Oh ya, Aku Wina. Wina Ozman Kakak Arya.” Ujarnya memperkenalkan diri.
Aku tersentak kaget sekaligus jadi malu karena udah nuduh-nuduh Arya. Ternyata cewek ini Kakak Arya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar