Part 8
Cewek Cantik Yang Misterius
Beberapa hari telah berlalu sejak Tragedi Jus Mangga. Selama
beberapa hari ini perang dingin maupun panas meletus antara aku dan para
fansklub Arya. Untung aja ada Helen sebagai orang dalam yang bisa menetralkan
suasana itu.
Coba deh bayangin, hampir setiap hari aku diteror dengan
ucapan…
DASAR CEWEK NORAK! JADI ORANG TUH JANGAN SUKA CAPER YAH!
AWAS KAMU REN! Selama di sini aku jamin kamu gak bakalan bisa
bahagia.
DASAR GENIT! ANJRIT LO!!!
Dan berbagai ucapan sadis lainnya. Baik itu lewat kertas yang
diselipin di lokerku di sekolah. Atau diteriakin secara blak-blakan.
Aku Cuma bisa sabar aja. Asal mereka nggak berbuat
keterlaluan. Kalau sebatas ucapan kasar sih mungkin aku bisa tahan. Tapi kalo
mereka sampai nyakitin aku, aku pasti akan bertindak.
Padahal ini semua karena ulah Arya yang malas banget ngambil
atau beli minuman sendiri. Punyaku diembat tanpa tanya-tanya dan tanpa izin.
Akhirnya mereka jadi salah paham dan aku mulai dimusuhin cewek-cewek seantero
sekolah.
Kesabaranku membuahkan hasil dan mereka pun capek sendiri dan
berhenti. Helen pun ikut ngebantu jelasin para fansklub Arya itu.



Malam ini aku diajak Mama makan di restoran fastfood
kesukaanku di Mall dekat rumahku. Untuk menghilangkan kepenatan pertarungan
mental melawan cibiran, sinisan dan hinaan para fansklub Arya selama beberapa
hari ini, aku menghabiskan 4 potong Ayam Kentucky ukuran jumbo. Ditambah
Segelas pepsi ukuran Large plus dua porsi nasi putih.
Alhasil akupun kekenyangan dan gak bisa gerak. Terpaksa aku
harus duduk di sini sambil nunggu Mama yang sedang membeli sesuatu di minimart
dekat sini.
Di saat duduk sendiri itu aku kaget setelah tatapanku
menangkap sesuatu yang aneh. Yah, emang bukan sebuah penampakkan setan namun
pemandangan ini sangat menggemparkan bagiku.
“ARYA?”
Yah, Arya sedang menuju kemari dan yang membuatku takjub
adalah dia bersama cewek. Cewek putih cantik dan tinggi layaknya seorang model.
Cewek itu bahkan lebih tinggi dikit dari Arya. Dan Arya terlihat senang bahkan
tersenyum manja. Sungguh pemandangan yang jarang dilihat. Rupanya si cowok cuek
itu punya sisi lain juga ya?
Tapi… Siapakah cewek itu? Apakah itu pacar Arya?
GAWAT!!! Arya menuju kemari. Gimana yah? Apa aku sembunyi
atau… loh? Buat apa sembunyi, harusnya Arya tuh yang sembunyi. Udah ketahuan
belangnya gitu. Kalo kepergok gini bisa-bisa imejnya sebagai idola yang tak
tergapai akan memudar.
Dia dan cewek itu duduk tepat di meja yang ada di belakangku
tanpa menyadari kehadiranku ini. Arya terlihat sangat rapi kali ini dengan
kemeja kotak-kotak plus celana panjang kargo cokelat. Terkesan simple namun
gaul dengan gaya rambut acak-acakan khasnya. Sementara cewek cantik yang di
ajaknya kencan ini mengenakan dress dan terkesan agak resmi.
Tiba-tiba saja telepon genggam Mama bergetar hingga membuat
Arya dan si cewek agak kaget dan menoleh ke arahku. Apalagi suara nada dering
HP Mama yang bikin malu-maluin ini. Bayangin aja, masa sih lagu Bagimu Negeri
yang sering dinyanyikan saat upacara itu dijadikan nada dering. Untung aja aku
sigap dan segera mengangkat telepon itu.
“Iyah Ma?”
“Mama sepertinya masih lama, kebetulan ketemu Tante Dewi jadi
Reni pulang aja duluan. Nih Mama pake HPnya tante Dewi jadi sebelum pulang
anterin HPnya Mama di dekat butik.” Suara Mama langsung membahana dari HP ini.
“Oke deh Ma!” aku menutup telepon dan mengakhiri percakapan
singkat ini.
Akhirnya Arya pun menyadari keberadaanku. Aku hanya tersenyum
nyengir dan bingung mau ngomong apa. Sementara Arya hanya terlihat heran sambil
membalikkan badannya dan menatapku. Suasana jadi hening.
“Eh, Arya! Lagi kencan yah?” ucapku mencoba memecah
keheningan ini.
Cewek yang di bawa Arya pun hanya tertawa kecil menanggapi
pertanyaanku. Entah dia tersinggung atau emang ucapanku terdengar lucu.
“Kamu temennya Arya yah?” tanya cewek cantik itu. Sambil
mempersilahkanku duduk di mejanya. Kami jadi saling berhadapan.
“Iya, kami sekelas.” Jawabku.
Cewek itu hanya mengangguk-angguk sambil ber-Oh. Aku
perhatikan gayanya yang anggun dan elegan itu. Sepertinya cewek ini lebih tua
dariku maupun Arya. Mungkin Arya tipe-tipe penyuka cewek dewasa atau cewek yang
lebih tua usianya.
“Udah lama jadian sama Arya?”
Arya memelototiku dengan tatapan sadisnya. Sepertinya aku
agak keterlaluan menanyakan masalah pribadi orang. Tapi aku sungguh penasaran
sekali.
Cewek tadi masih tertawa sambil geleng-geleng kepala.
“Memangnya kita kelihatan seperti kekasih?” tanyanya.
“Gak sih. Tapi baru
kali ini aku lihat Arya jalan sama cewek.” Jawabku.
Ada rasa sedikit
sesal dalam ucapanku. Aku terlalu ingin ikut campur urusan orang lain. Tapi aku
jadi heran, siapakah cewek cantik misterius ini? Kenapa dia bisa dekat dan
terbuka sama Arya?
“Masa sih?” Cewek ini seakan gak percaya jawabanku tadi.
Aku mengiyakan untuk memastikan padanya kebenaran itu.
Mungkin cewek ini berpikir Arya yang sekeren dan seganteng ini gak ada yang
suka padanya. Tapi karena sikap Arya yang cuek itulah yang buat cewek-cewek
segan dan sungkan jalan sama Arya. Dan Arya hanya bisa dijadikan sosok idola di
sekolah.
“Oh ya, Aku Wina. Wina Ozman Kakak Arya.” Ujarnya
memperkenalkan diri.
Aku tersentak kaget sekaligus jadi malu karena udah
nuduh-nuduh Arya. Ternyata cewek ini Kakak Arya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar