Sabtu, 25 Mei 2013

Novel | Wajah Kedua (Part 36)

Part 36
Pangeran Hati


“Kalian tahu Walt Disney? Dia adalah pencipta Mickey Mouse. Film kartun yang sering kalian tonton saat masih kecil itu. Bahkan mungkin masih ada yang suka menontonnya seperti aku.” Canda Pak Guru membuat seisi kelas terkekeh dan riuh.
“Walt Disney pernah berkata. If you can dream it, you can do it. Jika kamu bisa memimpikan itu. Maka kamu dapat melakukan itu. Nah, setelah lulus kalian akan menentukan jalan hidup kalian masing-masing. Jangan pernah takut menggapai cita-cita yang tinggi.” Koar pak guru membuat seisi kelas hanyut dalam angan-angan impian kami.
Hari ini hari terakhir pelajaran karena tiga hari lagi kami akan mengikuti Ujian Nasional. Ujian sesungguhnya dan gerbang terakhir untuk mengakhiri dunia sekolah. Kami akan memasuki dunia kedewasaan. Setelah lulus kami resmi dipandang sebagai orang dewasa dan bukan lagi anak abg. Mungkin diantara kami ada yang akan langsung menikah setelah lulus SMA.

Yah, salah satunya adalah Arya. Sang pangeran dan idola para siswi di sekolah ini. Inilah kesedihan yang akan aku hadapi kelak.
“Ren? Kamu sudah bilang ke dia?” Erni berbisik padaku di sela-sela riuh kelas ini.
“Belum.” Jawabku.
“Koq gitu sih? Dikit lagi mau lulus loh.” Desak Erni.
“Aku gak bisa bilang.”
Arya memandang aneh ke arahku dan Erni. Entah dia mengerti atau nggak, sebenarnya yang aku dan Erni bicarakan adalah dia. Tapi sepertinya Arya tetap saja polos dan gak mengerti maksud pembicaraan kami.
Yah, setelah lega menceritakan semuanya ke Erwin. Tuti dan Erni segera mendesakku untuk ngungkapin isi hatiku sama Arya. Namun aku selalu enggan dan mengulut-ngulur waktu. Gak kerasa sudah tiga minggu berlalu dan aku sama sekali belum mengatakannya. Karena itu Erni jadi gemes dan kesal.
Bel pulang sekolah pun terdengar. Setelah berdoa kami mulai berhamburan keluar kelas. Tiga hari ke depan kami diberi waktu istirahat dan mempersiapan diri untuk Ujian Nasional.
“Ren, apa maksudmu gak bisa bilang?” tanya Erni.
“Aku mau fokus belajar untuk ujian.” Tegasku.
“Trus ngapain mutusin Erwin kalo kamu nggak ada niat buat ngungkapin isi hati ke Arya?” protes Erni.
“Arya itu udah punya tunangan. Aku nggak mungkin bersamanya. Dan aku putus sama Erwin emang karena aku lebih suka Arya. Dan aku juga gak mau jadiin Erwin pelampiasanku karena gak bisa dapetin Arya. Aku gak ingin jalani masa pacaran yang hambar dan terlalu hati-hati dengan Erwin.”
“Sejak kapan tahu Arya udah tunangan Ren?” tanya Tuti.
“Udah lama. Bahkan karena alasan itulah aku memutuskan untuk pacaran sama Kak Erwin. Kalian sebenarnya dengar pembicaraan ku dengan Aldo waktu itu nggak sih?” 
“Kamu hebat Ren, bisa tegar gitu. Kalo Erni sih… seandainya Heru tiba-tiba tunangan mungkin aku udah nangis-nangis di rumah sambil pura-pura ngiris bawang biar gak ketahuan kalo nangis beneren.” Ucap Erni.
“Bagus juga tipsnya tuh Ni. Nangis sambil pura-pura ngiris bawang.” Ledekku.
Erni hanya bisa nyengir. Mungkin dia pikir sedang dipuji.
“Tenang aja Ren, bilang aja siapa tunangannya. Aku ancem dia untuk jauhin Arya. Bila perlu aku hajar dia.” Seru Tuti dengan menggebu-gebu.
“Mau dihajar? Jangan ah, kasihan dia. Lagian pasti kamu gak akan tega ngehajar dia.” Ucapku.
“Yang nyakitin sahabatku, pasti aku hajar gak ada ampun.” Seru Tuti berlagak bak pahlawan.
Aku jadi terharu mendengarnya.
“Kak Reni?” sebuah suara mengagetkanku.
“Fani?” ternyata ada Fani di halaman sekolah ini. “Kenapa bisa di sini dek? Memang sekolahnya Fani libur lagi yah?”
“Tidak Kak. Fani… boleh dibilang bolos selama seminggu.” Jelasnya.
Aku takjub dengan jawabannya. Ternyata ada sisi nakal juga nih anak. Jadi bingung mau marahin atau mau ngedukung.
“Wah, gak boleh begitu dek. Trus bolosnya kok jauh banget sih?” tanyaku.
“He eh. Tidak apa-apa kok Kak, Mama sudah bercakap-cakap dengan Cik Gu di sana. Fani nak pindah sekolah kat sini.” Jawabnya dengan logat KL nya itu.
“Oh ya? Asyik tuh dek. Ini teman Kak Reni. Yang putih ini namanya Kak Erni. Trus yang hitam tuh namanya Tuti.” Seruku sambil ngeledek dikit.
Tuti melototin aku sejenak sambil mendaratkan pukulan ringan ke pundakku.
“Fani!” ucap Fani sambil memberi salam.
Erni dan Tuti masih terperangah dengan Fani. Mungkin kepingin nyubit pipinya saking gemes atau heran dengan logat melayu kentalnya.
“Oh ya, Mang Jana dah tunggu Fani. Fani ke sana yah Kak?” ucapnya sambil berlalu.
Aku hanya tersenyum kecil padanya sambil mengangguk. Dia pun membalasnya dengan senyuman manisnya.
“Wah, Imutnya. Siapa tuh Ren?” tanya Tuti.
“Namanya panjang banget loh. Cut Fania Siti Fadhilah binti Datuk Omar Huzain. Putri bangsawan melayu.” Jelasku.
Aku baru menyadari namanya itu setelah melihat sekilas formulir yang dibawa Fani tadi.
“Busyet deh. Pasti Pak Rochmat bakalan repot kalo ngabsen tuh.” Seru Tuti yang langsung dianggukan sama Erni.
Yah, Pak Rochmat guru Kimia kami itu emang kalo ngabsen selalu aja memanggil dengan nama lengkap dengan embel-embelnya. Pokoknya kalo ada inisial atau singkatan, pasti bakalan ditanya apa kepanjangannya.
“Wah, mungkin adiknya Arya yah? Kan sama-sama bangsawan tuh.” Timpal Erni.
“Bener gak Ren?” Tuti mencoba memastikannya padaku.
“Itu dia tunangannya Arya. Mau menghajarnya kan? Silahkan aja, mumpung orangnya belum pergi tuh?”s
“Apa? Anak kecil gitu?” Tuti dan Erni tampak gak percaya.
“Siapa bilang dia anak kecil. Umurnya udah 15 tahun loh. Dia kelas satu SMA. Aku juga awalnya gak percaya loh.” Ucapku.
Tuti dan Erni hanya bisa manggut-manggut ngerti. Sebenarnya aku sangat sedih harus berpura-pura bahagia di hadapan Fani tadi. Hatiku sangat hancur jika membayangkan mereka berdua bersama. Namun aku harus bisa belajar bersabar dan mengikhlaskan. Biarlah saat ini aku merana. Rasa sedih ini akan kulampiaskan dengan belajar dengan giat. Akan kurebut kembali Ranking tiga ku dari Arya.

Dan suatu saat nanti aku ingin bertemu pangeran hatiku. Pangeran yang seperti Arya dengan wajah keduanya. Pangeran yang misterius yang membuatku selalu penasaran padanya. Pangeran yang membuatku selalu berdebar-debar bila di dekatnya. Pangeran hatiku…

1 komentar:

  1. The Casino Hotel, Atlantic City - MapyRO
    The Casino Hotel 군산 출장안마 in Atlantic City, NJ 안양 출장마사지 - MapyRO's real-time 안양 출장마사지 driving directions, Atlantic City Casino Hotel 태백 출장마사지 Map, หารายได้เสริม View All Casino Hotel Map.

    BalasHapus