Part 39
Wajah Kedua Arya
“Yupz persembahan
berikutnya. Meski gak masuk dalam schedule kita namun kami memberi kesempatan
pada mereka yang selama dua tahun ini menghiasi sekolah dengan kehebohannya.
Inilah Goodbye Arya’s Dance dari para fansklub Arya.” Igor sang MC memandu
acara ini dengan heboh.
Satu persatu
anggota fansklub Arya naik kepanggung dengan mengenakan seragam cheerleader.
Dengan gaya genitnya mereka melenggak-lenggok di antara para penonton.
Akhirnya dance mereka
pun dimulai. Musik DJ pun dimainkan dan para fansklub tersebut pun mulai menari
dengan lincah. Mulai dari gerakan enerjik hingga gerakan yang agak erotis
dilakukan para fansklub ini.
Aku memang sering
kesal dan dibuat repot dan jengkel oleh mereka. Namun dalam hatiku, aku salut
pada mereka yang bisa menunjukkan ekspresi rasa suka mereka kepada Arya. Mereka
pasti sedih harus berpisah dari Arya sehingga mempersembahkan tarian ini
untuknya. Berbeda dengan aku yang hanya bisa mengagumi dalam hati saja.
Pertunjukan mereka
ditutup dengan aksi piramida ala cheerleader dan membentangkan spanduk
bertuliskan “Love you Arya. We will miss you!”
Yah, akupun akan
merindukanmu Ya. Sepertinya takdir cinta ini begitu pelik. Mungkin aku kena
hukum karma karena kesalahanku. Seperti kata Aldo aku ini egois dan gak bisa
menghargain kebaikan orang lain.
Pertunjukan
berikutnya adalah pertunjukkan terakhir dari klub teater sekolah. Sudah pasti
mereka akan mengadakan pagelaran drama. Panggung pun mulai ditata dan
lampu-lampu pun mulai redup.
Seberkas cahaya
lampu sorot menyorot tengah panggung. Sosok seorang cowok tampak berdiri dengan
menggenggam sebuah gitar. Sepertinya dia ingin menyanyi.
“Goodnight
everybody!” cowok itu memberi salam.
Seluruh penonton
tampak heran dan bingung. Aku pun demikian heran karena suara ini sangat ku
kenal. Suara Arya.
Aku pun maju lebih
dekat untuk bisa melihat lebih jelas lagi. Meskipun tak bisa menjangkau
panggung, tapi aku bisa berada di deretan bangku ke lima dari panggung.
“Maaf selama ini
aku terlalu cuek, dingin dan angkuh. Sebenarnya aku gak seperti itu. Terima
kasih buat persembahan dari fansklubku tadi. Aku bukanlah orang hebat seperti
yang kalian pikirkan. Terima kasih atas segala perhatian kalian itu.”
Suasana masih
hening. Semua takjub Arya yang pendiam itu berbicara panjang lebar sambil
menebar senyum. Yah, inilah dia Wajah kedua Arya yang selalu disembunyikannya
dihadapan banyak orang.
“Buat sahabatku
Aldo, terima kasih udah setia jadi sohibku di sini. Aku juga minta maaf atas
keangkuhanku selama ini.”
Arya tertunduk
sejenak lalu kembali mengangkat wajahnya. Suara-suara histeris para cewek-cewek
mulai menggema mengisi kebisuan sesaat Arya.
“Malam ini aku
ingin menyenyikan sebuah lagu untuk kalian semua. Kalian masih semangat kan?”
Arya mencoba membangkitkan animo menonton kami dengan interaksinya.
“YA!” para penonton
mulai berkteriak kompak.
Suara gitar pun
mengalun. Semua terdiam penasaran menanti suara emas sang idola.
“Lagu ini… juga
spesial untuk seseorang.” Ucap Arya sambil tetap memetik gitarnya.
Semua orang saling berpandangan heran, namun semua terdiam
dan menyimpan pertanyaan tentang seseorang itu dalam hatinya. Kami semua ingin
menikmati permainan sang idola. Inilah wajah kedua Arya…
Alunan merdu gitar
nilon akustik itu menentramkan malam ini. Para cewek menunggu dengan penasaran
suara Arya yang sedang bernyanyi. Aku pun penasaran, siapakah seseorang yang
spesial yang dimaksud Arya. Tapi aku lebih penasaran lihat dan dengar Arya
versi penyanyi.
Entah mengapa
kesedihanku yang bertumpuk-tumpuk ini menjadi hilang hanya dengan melihat
wajahnya saja.
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
Tersita dengan angan tentangmu
Mencoba lupakan tapi ku tak bisa
Mengapa begini…?
Oh mungkin aku bermimpi
Menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku
Oh mungkinkah kau yang jadi
Kekasih sejatiku…
Semoga tak sekedar harapku
Setelah bernyanyi
Arya pun tertunduk sejenak menikmati suara tepukan tangan. Yah, Arya menikmati
saat-saat menjadi idola diatas panggung itu. Arya dengan wajah keduanya. Dan
semua orang tetap respek dan kagum padanya.
“Ren… Aya suka sama
kamu!”
Semua tiba-tiba
terdiam dan mencoba mencerna kata-kata Arya, yang keluar di antara teriakan
histeris itu.
“Ren… kamu tahu
gak? Kamu itu cinta pertamaku.”
Semua terdiam heran
pada Arya. Arya tetap cuek dan berbicara seakan orang-orang disekitarnya tidak
ada sama sekali. Dia seperti berbicara langsung denganku.
Aku hanya bisa
menahan air mata kebahagiaanku juga rasa kaget yang tiba-tiba melanda. Jantungku
berdegup kencang sekali dan aku hanya bisa tertunduk malu sambil bersembunyi di
balik bangku plastik ini.
“Dan sebelum duduk
disampingmu… aku sudah jatuh cinta sama kamu. Dan sejak saat itu aku
menyanyikan lagu ini sambil berharap bertemu denganmu. Kekasih sejatiku. Arya…
suka kamu Reni…” kali ini Arya yang tertunduk malu.
Dia diam membisu
bersama orang-orang sekitar yang masih bertanya-tanya. Ada beberapa komentar
sewot dari para fansklub dan ada beberapa pujian salut untuk keberanian Arya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar