Senin, 27 Mei 2013

Novel | Wajah Kedua (Part 39)


Part 39
Wajah Kedua Arya


“Yupz persembahan berikutnya. Meski gak masuk dalam schedule kita namun kami memberi kesempatan pada mereka yang selama dua tahun ini menghiasi sekolah dengan kehebohannya. Inilah Goodbye Arya’s Dance dari para fansklub Arya.” Igor sang MC memandu acara ini dengan heboh.
Satu persatu anggota fansklub Arya naik kepanggung dengan mengenakan seragam cheerleader. Dengan gaya genitnya mereka melenggak-lenggok di antara para penonton.

Akhirnya dance mereka pun dimulai. Musik DJ pun dimainkan dan para fansklub tersebut pun mulai menari dengan lincah. Mulai dari gerakan enerjik hingga gerakan yang agak erotis dilakukan para fansklub ini.
Aku memang sering kesal dan dibuat repot dan jengkel oleh mereka. Namun dalam hatiku, aku salut pada mereka yang bisa menunjukkan ekspresi rasa suka mereka kepada Arya. Mereka pasti sedih harus berpisah dari Arya sehingga mempersembahkan tarian ini untuknya. Berbeda dengan aku yang hanya bisa mengagumi dalam hati saja.
Pertunjukan mereka ditutup dengan aksi piramida ala cheerleader dan membentangkan spanduk bertuliskan “Love you Arya. We will miss you!”
Yah, akupun akan merindukanmu Ya. Sepertinya takdir cinta ini begitu pelik. Mungkin aku kena hukum karma karena kesalahanku. Seperti kata Aldo aku ini egois dan gak bisa menghargain kebaikan orang lain.
Pertunjukan berikutnya adalah pertunjukkan terakhir dari klub teater sekolah. Sudah pasti mereka akan mengadakan pagelaran drama. Panggung pun mulai ditata dan lampu-lampu pun mulai redup.
Seberkas cahaya lampu sorot menyorot tengah panggung. Sosok seorang cowok tampak berdiri dengan menggenggam sebuah gitar. Sepertinya dia ingin menyanyi.
“Goodnight everybody!” cowok itu memberi salam.
Seluruh penonton tampak heran dan bingung. Aku pun demikian heran karena suara ini sangat ku kenal. Suara Arya.
Aku pun maju lebih dekat untuk bisa melihat lebih jelas lagi. Meskipun tak bisa menjangkau panggung, tapi aku bisa berada di deretan bangku ke lima dari panggung.
“Maaf selama ini aku terlalu cuek, dingin dan angkuh. Sebenarnya aku gak seperti itu. Terima kasih buat persembahan dari fansklubku tadi. Aku bukanlah orang hebat seperti yang kalian pikirkan. Terima kasih atas segala perhatian kalian itu.”
Suasana masih hening. Semua takjub Arya yang pendiam itu berbicara panjang lebar sambil menebar senyum. Yah, inilah dia Wajah kedua Arya yang selalu disembunyikannya dihadapan banyak orang.
“Buat sahabatku Aldo, terima kasih udah setia jadi sohibku di sini. Aku juga minta maaf atas keangkuhanku selama ini.”
Arya tertunduk sejenak lalu kembali mengangkat wajahnya. Suara-suara histeris para cewek-cewek mulai menggema mengisi kebisuan sesaat Arya.
“Malam ini aku ingin menyenyikan sebuah lagu untuk kalian semua. Kalian masih semangat kan?” Arya mencoba membangkitkan animo menonton kami dengan interaksinya.
“YA!” para penonton mulai berkteriak kompak.
Suara gitar pun mengalun. Semua terdiam penasaran menanti suara emas sang idola.
“Lagu ini… juga spesial untuk seseorang.” Ucap Arya sambil tetap memetik gitarnya.
Semua orang saling berpandangan heran, namun semua terdiam dan menyimpan pertanyaan tentang seseorang itu dalam hatinya. Kami semua ingin menikmati permainan sang idola. Inilah wajah kedua Arya…
Alunan merdu gitar nilon akustik itu menentramkan malam ini. Para cewek menunggu dengan penasaran suara Arya yang sedang bernyanyi. Aku pun penasaran, siapakah seseorang yang spesial yang dimaksud Arya. Tapi aku lebih penasaran lihat dan dengar Arya versi penyanyi.
Entah mengapa kesedihanku yang bertumpuk-tumpuk ini menjadi hilang hanya dengan melihat wajahnya saja.
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
Tersita dengan angan tentangmu
Mencoba lupakan tapi ku tak bisa
Mengapa begini…?

Oh mungkin aku bermimpi
Menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku
Oh mungkinkah kau yang jadi
Kekasih sejatiku…
Semoga tak sekedar harapku

Setelah bernyanyi Arya pun tertunduk sejenak menikmati suara tepukan tangan. Yah, Arya menikmati saat-saat menjadi idola diatas panggung itu. Arya dengan wajah keduanya. Dan semua orang tetap respek dan kagum padanya.
“Ren… Aya suka sama kamu!”
Semua tiba-tiba terdiam dan mencoba mencerna kata-kata Arya, yang keluar di antara teriakan histeris itu.
“Ren… kamu tahu gak? Kamu itu cinta pertamaku.”
Semua terdiam heran pada Arya. Arya tetap cuek dan berbicara seakan orang-orang disekitarnya tidak ada sama sekali. Dia seperti berbicara langsung denganku.
Aku hanya bisa menahan air mata kebahagiaanku juga rasa kaget yang tiba-tiba melanda. Jantungku berdegup kencang sekali dan aku hanya bisa tertunduk malu sambil bersembunyi di balik bangku plastik ini.
“Dan sebelum duduk disampingmu… aku sudah jatuh cinta sama kamu. Dan sejak saat itu aku menyanyikan lagu ini sambil berharap bertemu denganmu. Kekasih sejatiku. Arya… suka kamu Reni…” kali ini Arya yang tertunduk malu.
Dia diam membisu bersama orang-orang sekitar yang masih bertanya-tanya. Ada beberapa komentar sewot dari para fansklub dan ada beberapa pujian salut untuk keberanian Arya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar